Pada tahun 2014 Kami pernah mencoba mendokumentasikan salah satu seni musik yang ada di Kajang, dalam penelusuran kami tersebut akan asal muasal seni musik yang kami dokumentasikan, kami menemukan salah satu cerita akan tatanan kehidupan di dunia yang terdiri dari tiga macam tatanan yang mana Kosmologi dunia yang umum dipercayai di Sulawesi-selatan. dalam penuturannya, Dunia ini dihuni oleh tiga jenis manusia, yakni manusia atas adalah manusia yang memiliki tanduk serupa rusa, yang tengah adalah manusia seperti kita pada umumnya, dan yang hidup di bawah yang serupa dengan Babi, dalam cerita Gori-gori Katimbusang dibawah ini mungkin menyentuh akan dunia bawah tersebut.
Cerita Gori-Gori Katimbusang (Tempayan ajaib) ditulis oleh
Muhammad Syurkati yang berumur 49 tahun. Dia adalah pegawa.i negeri yang sekarang ini (1990)
sebagai kepala desa di Malelleng, Kajang. Fokus ceritanya adalah tempayan
ajaibnya Cerita inu tentang enam orang bersaudara, yang pertama tentang tujuh
orang bersaudara, tetapi dalam kedua cerita ini anak bungsu yang muncul sebagai
pahlawan. Mengisahkan sepasang orang tua tinggal yang bersama ketujuh anaknya di
suatu kampung yang jauh di tengah hutan.
Mereka bekerja sebagai petani tetapi dalam pertaniannya itu mereka
mendapat basil yang hanya cukup untuk dimakan saja. Dalam kebunnya itu mereka
menanam tanaman seperti umbiumbian. Dari itulah sehingga ada babi yang pertama
sekali di dunia ini datang pada malam hari untuk memakan dan merusakkan
tanamannya di kebun. Menurut cerita orang dulu ketujuh orang inilah yang pertama
menemukan babi. Untuk mendapatkan babi
itu mereka harus meminjam tombak ajaib yang dimiliki oleh seseorang di kampungnya,
tetapi dengan syarat jangan sampai tombak itu dihilangkan. Barangsiapa yang menghilangkannya
dialah yang akan dijadikan budak sampai kepada
anak cucu mereka. SiBungsulah yang dapat membunuh babi di kebunnya, tetapi mata
tombak tertusuk di pinggul babi dan babi itu berhasil masuk kembali ke dalam
perut bumi.
Dan ketujuh orang bersaudara ini mengikuti babi itu ke tempat
tinggalnya di dalam perut bumi. Untuk dapat menemukan tempat babi itu, mereka
harus membuat tali dan kursi yang dari rotan yang bisa diturunkan ke tempat
babi. Mereka berganti-gantian turun dan
untuk bisa naik kembali mencoba mereka harus menggoyang tali rotan agar orang
di atas bisa mengetahui bahwa orang yang turun mau naik kembali.
Yang paling tua mencoba lebih dulu, tetapi belum sampai beberapa
meter dia sudah menggoyang rotan. Begitu seterusnya sampai giliran yang bungsu.
SiBungsulah yang berhasil mendapatkan tempat babi dan mengobati raja babi sehingga
dia diberi hadiah oleh raja babi yaitu gori-gori katimbusang (tempayan ajaib)
untuk dijadikan bahan kekayaan. Sebenarnya siBungsu hanya menarik mata tombak
dari pinggul babi sehingga raja babi itu mati. waktu siBungsu sudah pergi,
barulah babibabi mengetahui mereka sudah ditipu, dan mereka mengikuti siBungsu
naill ke permukaan bumi. Saudara-saudara siBungsu yang berada di permukaan bumi
sudah siap dengan batu besar untuk menutup pintu permukaan bumi bila siBungsu
sudah keluar. Tetapi mereka gagal karena sepasang babi lolos naik ke permukaan
bumi. Sehingga itulah sampai sekarang ada babi di atas bumi ini.
Dengan tempayan ajaib yang diperolehnya, siBungsu menjadi orang
yang kaya-raya Suatu saat pemilik tombak ajaib ingin meminjam tempayan ajaib
dari siBungsu untuk keperluan perkawinan
anaknya Karena permintaannya terlalu besar sehingga tempayan ajaib itu pecah
dan tidak dapat diperbaiki. Nasib malang menimpa pemilik tombak ajaib karena
dia harus menjadi budak dari siBungsu sampai dengan keturunannya yang keempat.
Berikut ini Cerita Gori-gori katimbusang yang ditulis oleh Muhammad Syurkati pada tahun 1990 dalam sayembara mengarang Carita Tau Konjo dalam bentuk Dongeng atau Fiksi. dalam cerita ini kami hanya langsung memindahkan cerita guna mempertahankan keaslian teks.
Sumber :
UNHAS-SIL. 1990. Carita Tau Konjo ; riolo na
kunni-kunnina Karangang Nukaminang Balloa :Makassar.